Selasa, September 16, 2014

Wonderful Indonesia : Seribu Keindahan Karang Dunia dan Kebudayaan di Kepala Burung Papua


"Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam

Pesonanya tak pernah padam"

Sumber gambar : iberita.com
Mungkin ini sepenggal puisi yang tepat untuk menggambarkan keindahan alam-Mu di Kepala Burung Papua ini. Di Papua inilah alam yang mengagumkan dengan pemandangan pantainya sangat indah, hutan-hutan sangat alami dan puncak gunung yang bersalju menjulang tinggi. Dari beribu keindahan yang tersebar di tanah Papua, ada sebuah tempat/destinasi yang namanya telah mendunia. Bahkan, tempat ini sangat tepat dijadikan sebagai destinasi terbaik di dunia. Sebuah tempat yang dijadikan rumah bagi seperempat kehidupan laut dunia, dan menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Yang menjadikannya incaran  para wisatawan lokal maupun asing termasuk saya yaitu Raja Ampat.

Hampir 20 tahun saya di Indonesia dan belum pernah ke destinasi yang terbaik di Indonesia, ada rasa penyesalan dan hasrat yang keras di dalam hati untuk segera ke sana. Dengan usaha, tekad, dan tentunya doa yang selalu mengiringi mimpi kita, pasti akan terwujud.
Sejarah Raja Ampat ; berawal dari legenda empat kerajaan di Papua Barat telah menjadikannya tempat wisata favorit bagi para penyelam dan para fotografer.

Apa sih yang bisa mebuat Raja Ampat menjadi destinasi no 1 di Indonesia bahkan di dunia?
Hal apa saja yang ada di Raja Ampat
Sumber gambar : triptus.com
Hal yang mungkin ada di benak para pembaca dan saya tentunya. Oke mari kita lihat keindahan alam apa saja yang ada di wilayah Indonesia bagian timur ini.
Walaupun saya belum pernah ke sana dan sampai detik ini sangat ingin ke sana, berdasarkan berbagai sumber yang saya baca dan dapatkan bahwa keindahan raja ampat sangat spektakuler. Dengan keindahan yang sangat eksotis, tak diragukan lagi heterogenitas flora dan fauna bawah air Raja Ampat ini menjadi favorit para penyelam karena dengan mempunyai 610 pulau dengan perairan jernih memesona, dihuni oleh seperempat biota bawah laut yang ada di dunia. Dengan data spesifiknya ; Ada 1.320 spesies ikan di Raja Ampat; 75% seluruh spesies karang yang ada di dunia; 10 kali lipat jumlah spesies karang yang ditemukan di seluruh Karibia; terdapat 600 spesies karang yang tercatat; 5 spesies penyu laut langka; 57 spesies udang mantis; 13 spesies mamalia laut; dan 27 spesies ikan.
Sumber gambar : pindito.com
Berawal dari legenda empat kerajaan di Papua Barat ; Waigeo, Misool, Salawati, dan Batanta.
Raja Ampat yang dianugerahi panorama yang seakan tak pernah habis. Dari pucuk sampai pucuk, mulai dari pulau pulau kecil yang menajubkan, kebudayaannya yang kental, hingga pemandangan bawah laut yang belum semuanya terekspos dan tereksplorasi. Makna eksplorasi di sini bukan bermakna negative (Menurut kamus besar bahasa Indonesia, eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan  tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama sumber-sumber alam yg terdapat di tempat itu). Beda halnya dengan eksploitasi yang berarti pemanfaatan untuk keuntungan sendiri.  Dr Mark Erdman dari Conservation International Indonesia Marine Program, mengungkapkan eksplorasi Raja Ampat dimulai sejak tahun 1800 oleh bangsa Prancis, Inggris, dan Belanda. Ikan karang yang ditemukan antara lain blacktip reef shark, bluefin trevally, bigeye trevally, semicircular angelfish, dan sergeant major.    


Baru-baru ini para ahli juga menemukan spesies baru di sana, di antaranya Eviota raja, Paracheilinus nursalim, Chrysiptera giti, Chromis athena, Chrysiptera arnazae, Chrysiptera sp, Hoplolatilus erdmanni, Pseudochromis matahari, Pseudochromis ammeri, Pseudochromis sp, Pseudochromis jace, Calumia papuensis,Vanderhortia wayag, Trimma pajama, Trimma helenae, Apogonic hthyoides sp, Siphamia misoolensis, Pterois andover, Hemiscyllium galei, H freycineti, H henryi, dan Himantura species. “Raja Ampat juga dikenal sebagai kawasan perlindungan laut untuk ikan pari dan paus terbesar di dunia (the world’s largest manta sanctuary) dengan luas perairan sekitar 6 juta km2,” ujar Erdman.

Di Kepala burung ini juga mendapatkan gelar sebagai kawasan perlindungan laut terbesar di Indonesia dan menjadi jantung bagi segitiga koral (Triangle Coral Reef). Berlimpahnya keragaman hayati tersebut disebabkan oleh perbedaan tajam antara pertemuan dua arus, yakni Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Mengutip hasil penelitian UNEP, GEF, dan SCS, Prof Dr Suharsono, pakar kelautan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan nilai ekonomi ekosistem dari satu hektare terumbu karang ditaksir mencapai 1.542 dollar AS per tahun. Sementara itu, untuk ekosistem mangrove sebesar 2.185 dollar AS per tahun, tanah rawa 295 dollar AS per tahun, dan rumput laut 1.181 dollar AS per tahun.

Sumber gambar : hqwallbase.com

Dikatakan juga sebagai surga terakhir Dengan berbagai kekayaan dan kemolekan sumber daya alam tersebut, tidaklah berlebihan kalau Raja Ampat yang memiliki panjang garis pantai 753 km ini disebut sebagai “surga” para penyelam. Bahkan, tak sedikit yang menjulukinya sebagai “surga terakhir yang ada di Planet Bumi.” Sebagai “surga terakhir” kita wajib menjaganya secara serius dan sungguh-sungguh. Sebab, saat ini keberadaan keragaman hayati di Raja Ampat terancam dari berbagai penjuru, baik secara alami (lingkungan) maupun ulah manusia. Meuhlenber mengungkapkan faktor lingkungan yang mengancam keragaman hayati adalah perubahan cuaca yang menyebabkan naiknya termperatur (udara dan air laut), naiknya permukaan laut, dan perubahan keasaman air laut. Dari data yang ada Ia menjelaskan, kondisi terumbu karang Raja Ampat pada 2013 adalah 5,3 persen tergolong istimewa, 27,18 persen bagus, 37,25 persen sedang, dan 30,45 persen rusak.

Sosialisasi dan edukasi mengelola wisata yang ramah lingkungan perlu diberikan kepada masyarakat, khususnya kepada mereka yang bermukim di 34 pulau di Raja Ampat.


Walaupun Kabupaten Raja Ampat kini dihadapkan dengan berbagai persiapan pembagunan, baik fisik maupun non fisik, penduduk asli Raja Ampat, umumnya memiliki karakteristik  budaya yang masih  kental, terutama dalam pelestarian sumber daya alam.


Budaya dan kearifan lokal di Raja Ampat, seperti juga di tempat lain, dilakukan secara turun-temurun. Mereka menjaga dan mempertahankan budaya, meski ada pencampuran dari budaya lain. Mereka menyatukannya dengan kepercayaan.

Kesadaran pentingnya air dan tanah itulah yang mendorong warga menciptakan sistem budaya untuk menjaga dan melestarikan alam di sekelilingnya. Sistem budaya itu bernama “Sasi” dan “Rajaha”. 

Sumber gambar : wego.co.id

Sasi adalah salah satu upacara adat untuk penutupan satu kawasan atau dusun untuk menjaga kelestarian ekosistem alamnya. Sasi juga berarti larangan bersama (kolektif) terhadap suatu objek atau kawasan yang mencakup kepentingan orang banyak. Jadi, Sasi Rajaha merupakan suatu bentuk perlindungan yang diterapkan dalam suatu wilayah laut dan hutan oleh kepala adat atas kesepakatan bersama untuk melindungi hasil laut dan biota laut dalam jangka waktu tertentu demi kepentingan umum.

Penerapan sasi dan rajaha ini sudah dilakukan sejak zaman raja-raja dahulu di Kepulauan Raja Ampat. Sistem pertahanan dan perlindungan budaya ini yang kemudian diangkat kembali oleh pemerintah daerah untuk menjaga dan melestarikan alam Kepulauan Raja Ampat yang merupakan kawasan wisata maritim terindah di dunia.

Aturan adat sasi ini pun, katanya, tidak sembarangan. Masyarakat memulai adat sasi dengan berdoa di masjid maupun gereja. Mereka percaya, musibah akan datang jika aturan adat yang berlaku turun temurun tersebut dilanggar. “Kalau dilanggar, bisa kena musibah seperti sakit, dan masyarakat percaya akan hal itu,”.

Sasi dan rajaha sebenarnya sudah diterapkan sejak zaman raja – raja terdahulu namun tradisi ini sempat ditiadakan namun pada saat ini tradisi ini telah diberlakukan kembali guna menjaga dan melestarikan keindahan laut yang ada di Kepulauan Raja Ampat.Pada saat ini Sasi menjadi landasan budaya lokal yang diterima luas di pesisir pantai dari Kepulauan Raja Ampat, hingga Maluku dan Sulawesi.

 
Sumber gambar : indonesia.travel
Menurut Gubernur Papua Barat, Abraham O Atururi mengatakan kearifan adat istiadat yang terdapat di Papua juga diwarisi di Raja Ampat sehingga terjadi sinergi pengelolaan keanekaragaman hayati yang baik."Kearifan lokal masyarakat adat masih diwarisi di 'surga yang tersembunyi di muka bumi' (Raja Ampat)," "Adanya budaya luhur masyarakat adat memberikan laut laksana ibu yang senantiasa memberikan kehidupan dari hulu hingga hilir yang harus kita jaga bersama," katanya.

Dari segi teknologi,
Masyarakat Asli Papua masih jauh dari sentuhan teknologi dan globalisasi, mereka masih mempertahankan adat dan budaya yang begitu kental. Mulai dari pakaian sehari-hari, rumah, cara memasak, semuanya masih dilakukan secara tradisional oleh masyarakat asli. Anda bisa menemukan dengan mudah tulang-tulang yang dibiarkan tergeletak, ini adalah kemagisan dan mistis yang sangat unik dari wilayah ini.

Budaya inilah yang kemudian  menjadikan Kabupaten Raja Ampat  sebagai  Kabupaten yang terkenal dimata dunia akibat rasa kepedulian masyarakat Raja Ampat dalam pola pengaturan dan pemanfaatan sumberdaya alam.


Kekuatan pariwisata suatu daerah bukan hanya karena keindahan alamnya. Budaya yang kental, diaplikasikan dan dijaga dengan baik akan menjadi nilai keindahan lainnya. Keduanya saling terkait, seperti halnya Raja Ampat, yang akan dijaga pesona alam dan kekayaan budayanya oleh masyarakat setempat, hingga bisa dinikmati oleh ke anak-cucu.

Satu Kata buat Indonesia ; Wonderful Indonesia

Sumber :
http://www.indonesia.travel
http://sosbud.kompasiana.com
http://www.gayaasiatour.com

0 komentar:

Posting Komentar