Bagaimana proses terjadinya Petir? Masih
Bingung ? Atau masih belum tahu? Coba kita simak penjelasan di bawah ini. Petir
atau kilat atau juga bisa disebut halilintar merupakan fenomena alam yang
umumnya terjadi pada saat musim penghujan, yang diawali dengan kilatan
cahaya. Sesaat kemudian akan terdengar suara menggemuruh yang disebut dengan
guntur atau gluduk dalam bahasa Jawa. Kenapa terlihat cahaya dulu, baru
kemudian terdengar suara? Ini terjadi karena adanya perbedaan waktu kemunculan
yang diakibatkan adanya selisih antara kecepatan suara dengan kecepatan cahaya.
Untuk pemahaman yang lebih mudah, kita memakai analogi
sebuah kapasitor besar, yang dimana lempengan pertama yaitu awan, lempengan ini
bisa negatif ataupun positif dan lempengan kedua yaitu bumi yang mempunyai
sifat netral. Seperti yang sudah kita ketahui, kapasitor merupakan sebuah
elemen negatif di dalam hubungan listrik yang dapat menyimpan daya sejenak atau
bisa disebut energy storage. Seperti juga petir, dimana terdapat awan yang
bermuatan negatif dan positif.
Proses terjadinya muatan di dalam awan, karena awan
berjalan secara teratur, dan selama perjalanannya dia akan berhubungan dengan
awan-awan lainnya yang mengakibatkan berkumpulnya muatan negatif di salah satu
sisi, entah itu di atas atau di bawah. Sedangkan muatan positif berkumpul di
sisi lainnya. Apabila perbedaan potensial diantara awan dan bumi besar, akan
mengakibatkan terjadinya pemgbuangan muatan negatif atau disebut elektron.
Dalam proses pembuangan ini, udara merupakan media yang akan dilalui elektron.
Apabila pada saat muatan elektron dapat menembus batas isolasi udara inilah
menjadikan suara ledakan atau guntur. Kenapa Petir lebih sering terjadi di
musim penghujan? Karena pada saat musim penghujan, udara mengandung lebih
banyak kadar air yang tinggi, yang mengakibatkan daya isolasi udara turun dan
arus lebih gampang melewati.
0 komentar:
Posting Komentar